Hewan Ternak di Boyolali diberi 'Necktag' untuk Antisipasi Erupsi Merapi

- 19 Januari 2021, 20:00 WIB
Aktivitas hembusan asap putih Gunung Merapi terlihat di wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB terjadi 21 gempa guguran, 16 kali gempa hembusan, 65 kali fase banyak dan 12 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.
Aktivitas hembusan asap putih Gunung Merapi terlihat di wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB terjadi 21 gempa guguran, 16 kali gempa hembusan, 65 kali fase banyak dan 12 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp. /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO

SINARJATENG.COM - Khawatir akan adanya Erupsi Gunung Merapi lebih parah, Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali melakukan pendataan dengan memberikan identitas hewan ternak atau necktag milik warga.

Necktag tersebut dilakukan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Desa Klakah Kecamatan Selo, kabupaten setempat, Senin, 18 Januari 2021.

Tim Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali juga melakukan pendataan ternak baik jenis sapi maupun kambing milik warga, di Dukuh Sumber dan Bakalan, di Desa Klakah, atau lokasinya paling tinggi dengan puncak yang masuk KRB III Merapi, memberikan tanda dengan diikatkan ke tali keluh ternak sapinya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Kantor Gubernur Sulbar yang Hancur Akibat Gempa

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Kabupaten Boyolali, dokter hewan Aviany Rifdania, kegiatan mendata dengan memberikan penomoran dan tanda identitas terhadap hewan ternak tersebut tujuannya agar masyarakat merasa aman, jika sewaktu-waktu terjadi erupsi dilakukan evakuasi ternaknya tidak bakal tertukar.

"Jadi dalam pendataan itu, tidak hanya memberikan penomoran, dan penjumlahan populasi, tetapi juga untuk mengetahui siapa pemilik ternak, atau seseorang mempunyai ternak berapa ekor sudah ada tandanya. Ketika terjadi ada evakuasi, maka peternak merasa aman dan nyaman karena ternak mereka tidak mungkin tertukar dengan lainnya," kata Aviany Rifdania.

Kegiatan pendataan dengan memberikan identitas ternak di KRB III Merapi diawali dari dua Dukuh Sumber dan Bakalan, di Desa Klakah ini. Setelah itu, dilanjutkan ke Desa Jrakah dan Tlogolele yang juga masuk KRB III Merapi.

Baca Juga: 'Jordan', Bayi 40 Hari di Pengungsian Gunung Merapi Curi Perhatian Ganjar

"Kami selain Desa Klakah, sesuai petunjuk dari BPBD Kabupaten Boyolali, ada tiga desa yang masuk KRB III Merapi, yakni Klakah, Tlogolele, dan Jrakah," katanya.***

Editor: Anto Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x