SINARJATENG.COM - Hitungan rumus logika matematik neptu weton dalam Primbon Jawa, hingga saat ini masih dijadikan pedoman pendeteksi menguak misteri berbagai aspek kehidupan seseorang.
Namun, urusan jodoh memang Allah Yang Maha Pengasih penentunya. Namun tanpa kesungguhan upaya dan doa, niscaya tidak akan datang menghampiri.
Baik terkait karakter atau watak kepribadian, misteri dibalik bertemunya jodoh pinasti atau pasangan ikatan cinta, kesesuaian karir profesi profesi, demikian juga pasang surutnya aliran rejeki kalian.
Baca Juga: Terbaru Hari Ini Kode Redeem ML Mobile Legends Senin 6 Maret 2023, Jangan Sampai Ketinggalan
Hitungan rumus logika matematik dalam Primbon Jawa, didasarkan atas lambang bilangan masing-masing hari pasaran yang sering disebut juga saptawara dan pancawara.
"Saptawara terdiri tujuh hari masing-masing hari Ahad (Minggu), Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Sementara pncawara terdiri lima pasaran masing-masing Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon," terang Praktisi Primbon Jawa Ki Buyut Lawu.
Berdasarkan hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa, kelahiran neptu weton Senin Legi memiliki lambang bilangan (9). Jumlah ini didapat dari neptu hari Senin bersimbul angka (4), ditambah neptu pasaran Legi (5).
Karena jumlah lambang bilangan yang tergolong kecil itulah, disebutkan Ki Buyut Lawu kelahiran hari pasaran Senin Legi memiliki hitungan jodoh pinasti paling unik.
"Terkait tali ikatan cinta atau hubungan asmara kelahiran neptu weton Senin Legi juga ditemukan hitungan yang jarang ditemukan pada kelahiran hari pasaran lainnya," terang penulis buku 'Astrologi Jawa Milenial' tadi.
Baca Juga: Jadwal Acara TV RTV Hari ini Senin 6 Maret 2023: Saksikan Ejen Ali dan Pendekar 12 Rasi Bintang
Disebutkan, kelahiran neptu weton yang memiliki lambang bilangan (9), dinaungi aura spiritual Kakune Angin atau Perjalanan Udara, terjemahan bebasnya.
Sebagaimana karakteristik dasar perjalanan udara, selain memberikan kehidupan, menyejukkan dan meneneramkan, juda dapa mendaangkan mara bahaya aau bencana dahsyat jikalau tak dapat dikendalikan.
Watak kepribadian kelahiran Senin Legi, disebutkan sangat humoris. Selain senantiasa tampil ceria, juga selalu memberikan kebahagiaan dan ketenteraman hati orang lain, di mana pun dia berada dan dalam komunitas apa saja.
Karakter kelahiran hari pasaran Senin Legi, juga ikhlas menolong dan berkorban tanpa pamrih, kepada siapa saja yang membutuhkan uluran tangannya.
Namun demikian jikalau tersinggung prinsip hidupnya, terlebih yang menyangkut harga diri dan kehormatannya, amarah pemilik kelahiran Senin Legi sulit terkendalikan.
Sesuai karakternya yang dipengaruhi aura spiritual Lakune Angin itulah, jodoh pinasti pemilik neptu weton Senin Legi, disebutkan kelahiran yang memiliki jumlah lambang bilangan (10) dan atau (15).
Dua jumlah lambang bilangan tersebut, terdapat pada (3) neptu weton atau hari pasaran. Masing-masing Kamis Pon, Rabu Kliwon, dan Selasa Pon.
Perjodohan antara kelahiran nepu weton Senin Legi dengan salah sati diantara kelahiran (3) hari pasaran tadi, selain dikarunia bahtera rumah tangga juga langgeng perjodohannya dan diberi limpahan rejeki Illahi.
Namun demikian, Ki Buyut Lawu menyebutkan, nasib keberuntungan atau masa depan seseorang merupakan misteri kehidupan yang tidak bisa diungkap secara akurat oleh hasil perhitungan neptu weton ini.
Baik terkait karakter atau watak kepribadian, karir profesi, pasang surutnya aliran rejeki demikian juga pasangan ikatan cinta atau jodoh pinasti seseorang.
Karena itulah, jikalau hasil diteksi dalam hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa ini menurut kalian kurang bagus, jadikanlah penspirit untuk berikstiar dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar keterpurukan nasib dalam kehidupan tidak menimpa kita.
Sedangkan kalau dalam hitungan neptu weton ditemukan hal terbaik, anggaplah sebagai harapan, doa dan lebih menspirit kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kebenaran paling absolut tiada lain hanya dimiliki Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang," terang Ketua Komunitas Kiai Damar Seseluh (Spirit Reliqius, Cultural dan Educatian) tadi. ***